Lobi tersebut dilakukan di tengah wacana pengurangan pembimbing haji yang digulirkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
"Jadi, insyaallah kesempatan untuk melakukan lobi-lobi untuk memberikan tambahan pendamping ini masih terbuka kemungkinan, apalagi dengan pengertian yang sangat betul," kata Nasaruddin di Gedung Nusantara II, Kompleks DPR/MPR RI, Senin (6/1/2025).
"Karena, kami tahu bahwasanya daripada Pemerintah Saudi Arabia nanti akan melakukan pendampingan," kata Nasaruddin.
Nasaruddin menjelaskan bahwa pembimbing haji Indonesia dibutuhkan karena banyak jemaah haji yang tidak memahami Bahasa Arab. Mereka tentu butuh pemandu yang bisa menerjemahkan instruksi dalam Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Menurutnya, kehadiran pembimbing asal Indonesia justru memudahkan Pemerintah Arab Saudi.
"Bahwa sebetulnya kehadiran pendampingan kami itu akan justru memudahkan memberikan bantuan besar kepada Pemerintah Saudi Arabia," kata dia.
Menag menambahkan bahwa sebagian besar jemaah haji asal Indonesia merupakan lansia yang telah menunggu lama pemberangkatannya. Oleh karena itu, kemampuan fisiknya tidak lagi kuat dan butuh pendampingan yang betul-betul bisa mengayomi.
"Kami mohon pengertian karena jemaah haji kami ini begitu lamanya menunggu sehingga banyak yang mendapatkan kesempatan setelah mereka itu berusia tua, berusia lanjut, dan mereka itu membutuhkan pembimbingan, pendampingan. Dan kami yakin betul bahwa lebih baik kami mendampingi mereka," kata Nasaruddin menirukan ucapannya saat bertemu Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi.
Baca juga:
- DPR Minta Biaya Cek Kesehatan Jemaah Haji di Bawah Rp1 Juta
- Maskapai Lokal Perlu Didorong Penuhi Penerbangan Haji