“Secara formalnya menurut aturan yang secara objektif itu adalah badan pengawas obat dan makanan karena aturannya seperti itu. Artinya begini, kalau seandainya ada influencer yang mendapatkan data, disampaikan langsung kepada kami, nanti kami yang menindaklanjuti,” kata Taruna dalam acara diskusi bersama Influencer di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, pada Jumat (17/1/2025).
Taruna khawatir, potensi konflik kepentingan dan kegaduhan akan terjadi apabila hasil uji lab dan klaim produk disampaikan oleh masyarakat yang tak berkewenangan secara resmi. Oleh karena itu, Taruna meminta agar setiap data dapat dilaporkan terlebih dulu agar ditindaklanjuti oleh BPOM.
Selain potensi konflik, Taruna menilai, dampak yang ditimbulkan dari klaim perorangan ini juga akan berimbas kepada perekonomian di masyarakat. Sebab, kata dia, kepercayaan terhadap produk-produk lokal akan mengalami kemerosotan.
“Padahal kita juga paham pertarungan global itu sebetulnya adalah internal global. Saya melihat kalau itu terjadi, kan sayang ya kita saling cakar-cakaran, saling habis-habisan. Orang lain mengambil keuntungan,” kata dia.
Oleh karena itu, Taruna meminta agar masyarakat bersepakat dalam satu aturan dengan menaati perintah BPOM. Taruna juga mengaku berterima kasih terhadap masyarakat termasuk influencer yang telah memberikan informasi yang edukatif kepada masyarakat.
“Sehingga kita tetap ingin wadahi teman-teman influencer, kalau ada kita apresiasi kalau lakukan penelitian A, penelitian B. Silahkan tapi mohon sebelum diumumkan ke publik, disampaikan ke kami,” ujar dia.
Baca juga:
- Polri dan BPOM Siap Perkuat Penindakan Mafia Obat & Skincare
- BPOM soal Kasus Keracunan Sukoharjo: Mau Terlibat Formal di MBG