Budi Arie mengaku Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan kepada para menteri di jajaran kabinetnya untuk memastikan bahan baku program MBG berasal dari dalam negeri.
"Salah satu instruksi (Presiden Prabowo) yang paling penting, kalau bisa, sebisa mungkin, produk barang-barang itu, bahan bakunya, harus produksi dalam negeri, enggak boleh impor," ujar Budi Arie di lokasi SPPG Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (6/1/2035).
"Beberapa koperasi telah kami usulkan ke BGN dan kami dampingi untuk standardisasi dapurnya dengan BPOM agar siap sebagai pengelola SPPG sesuai dengan standar higienitas," ucap Budi Arie.
Pada hari pertama pelaksanaan program MBG, SPPG Halim Perdanakusumah memiliki target produksi sebanyak 1.500 porsi.
"Hari ini mulai produksi dan distribusi paket MBG. Hari ini 1.500, besok 3.000 (porsi)," jelas Budi Arie.
Usai meninjau proses produksi makanan di SPPG, Budi Arie langsung menuju ke SD Angkasa 5, Halim Perdanakusumah, untuk bertemu dengan para siswa-siswi sekolah dasar penerima program MBG. Pada hari perdana ini, siswa-siswi SD Angkasa 5 menerima menu nasi putih, ayam teriyaki, sayur buncis, dan buah pisang, senilai Rp10 ribu.
Ketika ditanyakan oleh para wartawan mengapa tidak ada menu susu, Budi Arie mengakui adanya keterbatasan produksi susu.
"Kalau dari koperasi susu kan sehari cuma bisa 1,3 juta liter susu. Makanya nanti dipikirin, tanya BGN (Badan Gizi Nasional) aja, BGN punya alternatif-alternatif, kok," kata Budi Arie.
Meski begitu, Budi Arie menambahkan, gotong royong antara pemerintah bersama multisektoral diperlukan untuk kesuksesan implementasi program MBG ini.
"MBG ini harus memunculkan kegotongroyongan, kesetiakawanan, tolong menolong, bahu membahu, di seluruh komponen anak bangsa," ucap Budi Arie.
Baca juga:
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Menuju Generasi Emas 2045
- Tantangan Menjerat Tersangka Korporasi dengan Hukuman Maksimal
- Menkop: Koperasi Susu Indonesia Belum Mampu Penuhi Kebutuhan MBG
Berita hangat yang mungkin menarik minat Anda