国产高潮高潮久久久久久_中日韩激情无码一级毛片_一区二区精品在线观看视频_香蕉aa三级久久毛片_日韩精品一区二区三区无码免费_91精品欧美综合在线观看_x8x8拨牐拨牐x8免费视频_人伦人与牲口性恔配视频免费_又大又硬的视频国产在线_中文亚洲av片在线观看不卡

Kisah Bahagia Adit dan Nurhayati Mengikuti Sepekan Nikah Bareng

Waktu rilis:2025-01-23 03:26:14

OLXTOTO - Melaju dengan sepeda motor dari Kabupaten Gunungkidul ke arah barat,data macau 2024 jantung Aditya Dwi Setyawan berdegup kencang menembus dinginnya gelap sebelum kumandang azan Subuh pada Kamis (2/1/2024).

Sementara pujaan hatinya, Nurhayati, memberanikan diri sendirian berkendara dari Kabupaten Kulonprogo menuju ke timur. Masing-masing berkendara, Adit dan Nurhayati bertemu di tengah, di Kantor Urusan Agama (KUA) Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kisah Bahagia Adit dan Nurhayati Mengikuti Sepekan Nikah Bareng

Masih dengan perasaan yang belum tenang dan dalam bayang-bayang kecemasan, sejoli yang berpacaran sekitar dua tahun itu membulatkan tekad untuk mantap menatap masa depan.

Tidak sendirian, Adit menjejakkan kaki naik ke atas kendaraan bersejarah kepunyaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan didampingi Nurhayati. Dinikahkan oleh penghulu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, duduk sebagai saksi.

Dalam sekali kesempatan, Adit berhasil menuntaskan akad dalam satu helaan napas. Turun dari kendaraan yang jadi lokasi ijab, Adit dan Nurhayati langsung berpelukan dengan keluarganya. Menangis, haru.

Adit dan Nurhayati merupakan salah satu pasangan pengantin yang berhasil menikah dengan difasilitasi oleh Forum Ta'aruf Informasi (Fortais) dalam program "Sepekan Nikah Bareng untuk Mencintai Indonesia".

Adit sangat bersyukur dapat menikah dengan fasilitas dari Fortais. Kini, jalin kasihnya dengan Nurhayati telah resmi secara agama dan negara. Keterbatasan ekonominya ternyata mendapat perhatian dan bantuan. Fasilitas yang diberikan antara lain mulai dari baju pengantin, make up, mahar, dan cincin pernikahan.

"Alhamdulillah seneng banget, meriah banget, alhamdulillah keinginan yang lama untuk menikah terkabul juga hari ini," ujar Adit di KUA Sewon, Kamis pagi (2/1/2024).

Kebahagiaan Adit bertambah, sebab Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, menjadi saksi nikahnya.

"Senang juga disaksikan oleh Pak Menteri, bersejarah sekali, berkesan seumur hidup untuk saya dan istri," ucapnya.

Baca juga:

  • Gerakan Nikah Muda: Sia-sia Sekaligus Berbahaya
  • Keputusan Menikah Muda Para Pendiri Bangsa

Aditya Dwi Setyawan dan Nurhayati menunjukkan cincin pernikahan setelah sah menjadi suami istri di KUA Sewon, Kabupaten Bantul, DIY, pada Kamis (2/1/2025). . tirto.id/Fatimah Purwoko

Pemuda 24 tahun itu mengakui berencana untuk menata perekonomiannya. Memastikan keadaannya memungkinkan untuk istrinya hamil dan mereka siap merawat buah hati.

"InsyaAllah bekerja keras dulu berdua menyukupi ekonomi. Lalu baru punya momongan," bebernya.

Malu-malu, Nurhayati pun mengaku sangat bahagia. Dia akhirnya berjodoh dengan kakak kelasnya ketika duduk di bangku SMK.

Agak berbeda dengan Adit, Nurhayati menyatakan tak punya terget kapan memiliki momongan. Tapi, dia tidak mempermasalahkan jika harus menunda momongan.

"Target sih enggak ada, dikasih [hamil] alhamdulillah. Lama juga nggak papa," ujarnya.

Nurhayati paham, dia butuh memenuhi gizi sejak hamil. Sehingga dibutuhkan kondisi ekonomi stabil guna mendukung tumbuh kembang anaknya kelak. Bekal pemahaman itu diperolehnya melalui bimbingan nikah dari KUA.

"Ada [mengikuti bimbingan khusus pernikahan]. Ada [membahas persiapan gizi dan sebagainya]," jawabnya singkat-singkat, tersipu.

Bantuan di Tengah Keterbatasan Finansial

Ketua Golek Garwo & Nikah Bareng Nasional sekaligus inisiator Fortais, Ryan Budi Nuryanto, membeberkan bahwa pihaknya memfasilitasi 30 pasangan pengantin dalam program "Sepekan Nikah Bareng untuk Mencintai Indonesia".

Menurut Ryan, programnya dilatarbelakangi oleh keadaan finansial masyarakat yang tergolong rendah. Banyak pasangan yang ingin menikah belum dapat menunaikan ibadah karena berbagai keterbatasan.

"Ditambah lagi kondisi kesenjangan sosial di masyarakat yang semakin tajam dan banyak yang terkena jeratan pinjaman online(pinjol) juga judi online(judol), serta PHK massal," ungkapnya.

Selain itu, kata Ryan, angka pernikahan di Indonesia trennya mengalami penurunan. Tercatat hanya sekitar 1,58 juta pasangan pada 2023, atau mengalami penurunan sekitar 128.000 pasangan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jelas hal ini dipengaruhi perubahan sosial dan ekonomi yang saat ini tidak baik-baik saja, yang membawa dampak pada aspek sosial, ekonomi, hingga kesehatan mental," jelasnya.

Baca juga:

  • Mengapa Cinta Bukan Landasan Utama Pernikahan?
  • Menteri Kesehatan Sebut Pernikahan Anak Berisiko Bahaya

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI Wihaji menyerahkan smSertifikat Elsimil pada Aditya Dwi Setyawan di KUA Sewon, Kabupaten Bantul, DIY, pada Kamis (2/1/2025). tirto.id/Fatimah Purwoko

Masyarakat yang kesulitan ekonomi, ujar Ryan, terutama untuk melangsungkan pernikahan, opsi mudahnya adalah menggadaikan sejumlah aset untuk pinjaman. Bahkan, tidak sedikit yang kena pinjol dan judi onlineyang berujung petaka.

"Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa untuk bergotong royong sebagai ciri Pancasila," ucapnya.

"Pernikahan adalah janji suci dan sakral kepada Allah SWT, dan sah yang dicatatkan di KUA/Kantor Catatan Sipil sebagai penciptaan generasi menuju Indonesia Emas," imbuhnya.

Ryan juga mengatakan, perlu ada penghayatan kembali spirit religius dan gotong royong untuk dimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi cinta kasih sesama.

Program tersebut dipersembahkan oleh Fortais Sewon, Bantul, DIY, bekerja sama dengan Kementrian Agama Kabupaten Bantul, didukung Paguyuban Perias Sekar Kantil Jaya, MUA Jogja, Java videotron, Giri Nurul Ilmi, Perwakilan BKKBN D.I.Y, PB Fashion, Latifa Jewerly, IKA UNIMMA, dan berbagai pihak.

Acara digelar selama tujuh hari, yakni pada 2-10 Januari 2025 bertempat di KUA Sewon, Bantul, DIY, tiap hari pukul 10.00 WIB. Dalam prosesi pembukaan diawali dengan kirab 12 pengantin yang berasal dari berbagai daerah bersama puluhan perias dan 2 penari sebagai cucuk lampah menuju pelaminan KUA Sewon.

"Ini menjadi yang pertama di Indonesia dan dunia sebagai wujud kepedulian bersama sinergi dan kolaborasi berbagai pihak," tegasnya.

Program "Sepekan Nikah Bareng untuk Mencintai Indonesia Emas" mendapat apresiasi dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji.

"Kami bangga, dan kunjungan kami untuk memastikan catin (calon pengantin) umurnya oke. Sudah dapat sertifikat [aplikasi] elsimil (elektronik siap nikah dan hamil)," lontarnya.

Menurut Wihaji, kementeriannya memiliki rekomendasi usia minimal pengantin. Calon pengantin perempuan minimal berusia 19 tahun, sementara laki-laki berusia 25 tahun.

"Memastikan anak tidak stunting, pertumbuhan anak bisa gede nggak kecil," ujarnya.

Baca juga:

  • Kekerasan Berbasis Gender & Nikah Dini di Jogja Masih Tinggi
  • Mimpi bagi Anak Bukan sekadar Asa, tapi juga Pencegah Pernikahan

Komentar pengguna(0)
Belum ada yang membalas, ambil sofanya...
Saya ingin mengatakan dua hal(Balasan Anda merupakan dukungan yang besar bagi penulis!)

Berita hangat yang mungkin menarik minat Anda

menyukaiOLXTOTO,Lalu tekan bagikan!