Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan devisa migas, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Ramdan, dalam keterangan resmi, Rabu (08/01/2025).
“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal,” imbuhnya.
Dengan berada di posisi tersebut, BI beranggapan bahwa kinerja ekspor diprediksi tetap positif. Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
“Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Ramdan.
Baca juga:
- Cadangan Devisa pada November 2024 Turun Jadi US$150 Miliar
- Cadangan Devisa RI pada Oktober 2024 Capai 151,2 Miliar Dolar AS
Berita hangat yang mungkin menarik minat Anda