Meskipun terdapat ketidakpastian mengenai waktu persetujuan akhir oleh Kabinet, kesepakatan tersebut diperkirakan akan dimulai sesuai jadwal semula pada Minggu (19/1/2025), kata kantor perdana menteri.
“Menunggu persetujuan dari Kabinet Keamanan dan pemerintah, dan perjanjian mulai berlaku, pembebasan sandera akan dilaksanakan sesuai dengan kerangka yang direncanakan di mana para sandera diperkirakan akan dibebaskan pada Minggu (19/1),” kata dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir voaindonesia.com.
Kabinet Keamanan adalah forum kecil yang terdiri dari para menteri senior, sedangkan Kabinet penuh Israel terdiri dari lebih dari 30 menteri.
Perjanjian gencatan senjata akan mencakup jeda pertempuran selama tiga minggu dan pembebasan puluhan sandera Israel dan ratusan tahanan Palestina.
Dinas Penjara Israel mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah untuk mencegah “memperlihatkan kegembiraan di depan umum” ketika tahanan Palestina dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Pada fase pertama ini, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza, dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka yang tersisa seiring meningkatnya aliran bantuan ke wilayah kantong yang terkepung.
Hamas mengatakan pada Jumat bahwa tidak ada lagi hambatan terhadap perjanjian tersebut.
Konflik di Gaza dimulai ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan lebih dari 1.200 orang serta menculik sekitar 250 sandera. Dari para sandera tersebut, hanya kurang dari 100 orang diperkirakan masih berada dalam tahanan Hamas, tetapi sekitar sepertiganya diyakini tewas.
Pihak berwenang Gaza mengatakan hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam operasi militer Israel berikutnya. Tanpa memberikan bukti, Israel mengatakan jumlah korban tewas termasuk ribuan militan yang dibunuhnya.
#Voa Indonesia
Baca juga:
- Benarkah Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza dan Berapa Lama?
- Menilik Peluang Damai Konflik Timteng & Rusia-Ukraina era Trump
- Masalah Program MBG Harus Dibenahi agar Tak Bahayakan Anak
Berita hangat yang mungkin menarik minat Anda