Istana: Susu Tak Wajib di Makan Bergizi Gratis
Berdasarkan informasi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), susu didistribusikan setidaknya satu kali dalam sepekan.
"Susu, kan, tidak diwajibkan setiap hari. Jadi, itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG, mereka itu sekali seminggu susunya," kata Hasan, melalui sambungan telepon, Senin.
Ia mengakui susu tidak menjadi menu wajib saat MBG karena stok susu yang tidak merata di setiap daerah. Dengan demikian, penyaluran susu saat MBG tergantung ketersediaan susu di setiap daerah.
"Paling sedikit itu [penyaluran susu] seminggu sekali, tidak wajib, susu itu bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah," tutur Hasan.
Di sisi lain, ia mengatakan Presiden Prabowo Subianto hendak melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi-lokasi penyaluran MBG. Karena berbentuk sidak, Hasan enggan mengungkapkan kapan dan di mana Prabowo akan meninjau MBG.
"Beliau [Prabowo] nanti akan sidak saja, mendadak saja datang ke titik-titik yang beliau inginkan. Jadi, enggak pakai woro-woro biar melihat ini lebih natural, kan gitu," tukas Hasan.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan alasan mengapa ada sejumlah siswa yang tak mendapat susu kemasan pada saat makan bergizi gratis perdana dilaksanakan pada Senin. Dadan menyebut susu akan menjadi tambahan bagi makanan bergizi gratis di wilayah yang memiliki sapi perah, sehingga tidak merata di seluruh Indonesia.
"Sudah saya jelaskan susu akan menjadi bagian makanan bergizi untuk wilayah-wilayah dimana sapi perahnya ada," kata Dadan di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, Senin.
Dadan menerangkan pihaknya saat ini mendorong agar di setiap daerah dapat memiliki peternakan sapi untuk menyuplai susu makan bergizi gratis. Dia menjelaskan bahwa pemerintah tak ingin mengimpor susu demi memenuhi makan bergizi gratis.
"Untuk mendorong agar setiap daerah punya sapi perah dan kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor tetapi ingin memberdayakan sumber daya lokal," kata Dadan.
Sebagai bentuk strategi, Badan Gizi Nasional akan memberikan susu gratis ke siswa minimal seminggu tiga kali dan mengganti protein susu dengan produk hewani lainnya.
"Kemudian untuk daerah-daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misalnya dengan ikan dengan telur dan lain-lain, dan sumber kalsium lainnya termasuk seperti yang sudah saya sebutkan telor ya," tutur Dadan.
Baca juga:
- Begini Alur Masak Hingga Pembagian Makan Bergizi Gratis di Tapos
- Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Menuju Generasi Emas 2045
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-26 04:11:02Karier Pesepakbola Indonesia: Muda Berjaya, Meredup di Usia Emas
- 2025-01-26 04:11:02Megawati Minta Kadernya Awasi Makan Bergizi Gratis & Food Estate
- 2025-01-26 04:11:02James Bond dan Realita Penyiksaan di Indonesia
- 2025-01-26 04:11:02Pria Tewas Bunuh Diri usai Lompat dari Lantai 11 Mal PVJ Bandung
- 2025-01-26 04:11:02Perundungan & Bunuh Diri Anak, Dampak Menu Kekerasan Sehari
- 2025-01-26 04:11:02MPR Minta Pesantren Tradisional & Modern Saling Bersinergi
- 2025-01-26 04:11:02Mengawal Kepuasan, Menyempurnakan Kemuliaan Melalui Kawal Haji
- 2025-01-26 04:11:02Ono Surono & Ikhtiar PDIP Memenangkan Pilkada Jawa Barat
- 2025-01-26 04:11:02Proyek Infrastruktur Diserahkan ke Swasta, Ini Kata Menteri BUMN
- 2025-01-26 04:11:02Ono Surono & Ikhtiar PDIP Memenangkan Pilkada Jawa Barat
Peristiwa Panas
- 2025-01-26 04:11:02Merekayasa Sistem Pemilu Tanpa Membunuh Demokrasi
- 2025-01-26 04:11:02Pentingnya Mengakhiri Impunitas Anggota TNI
- 2025-01-26 04:11:02Teh Panas dan Romantisme Berbuka Puasa
- 2025-01-26 04:11:02Def Tri Hardianto: UU Masyarakat Adat itu Perintah Konstitusi
- 2025-01-26 04:11:02Restart Peran Parlemen di Era Menguatnya Presidensialisme RI
- 2025-01-26 04:11:02Demokrasi Digital & Politik Anak Muda di Indonesia
- 2025-01-26 04:11:02Menag Minta KPK Awasi Pelaksanaan Haji hingga ke Arab Saudi
- 2025-01-26 04:11:02Def Tri Hardianto: UU Masyarakat Adat itu Perintah Konstitusi
- 2025-01-26 04:11:02Teknokrasi: Ironi Ilmuwan dalam Jerat Kekuasaan
- 2025-01-26 04:11:02Perspektif Hak Asasi Manusia bagi Kepariwisataan Indonesia
Hotspot Terbaru
- 2025-01-26 04:11:02Zaman yang Menggugah Sejarawan
- 2025-01-26 04:11:02Para Buzzer Pemerintah Siap Bertempur Jelang Pemilu
- 2025-01-26 04:11:02Korupsi Pasar Cigasong, Arsan Latif Cs Divonis 4 Tahun Penjara
- 2025-01-26 04:11:02Akhir Kisah Jamaah Islamiyah: Kado Densus 88 untuk Pemerintah
- 2025-01-26 04:11:02KTT C20, Pancasila, & Ikhtiar Menyelesaikan Krisis Multidimensi
- 2025-01-26 04:11:02Budi Arie Bicara soal Judi Online hingga Cawe
- 2025-01-26 04:11:02Tantangan dan Peluang Implementasi UU PDP di Industri Perbankan
- 2025-01-26 04:11:02Permukiman Padat Perlu Dibenahi Demi Cegah Kebakaran Berulang
- 2025-01-26 04:11:02Cerita Aiman Witjaksono Pilih Berpolitik & Dilaporkan ke Polisi
- 2025-01-26 04:11:02Eva Kusuma Sundari Blak