KPK Tidak Tangani Dugaan Korupsi Jokowi jika Tak Terima Laporan
Hal tersebut disampaikan Setyo saat menanggapi soal nama Jokowi yang masuk dalam nominasi pimpinan negara paling korup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Setyo mengatakan, hasil survei secara lisan tidak serta-merta bisa sebagai bukti melakukan korupsi.
"Segala sesuatunya harus ada bukti dong, ada dokumen pendukung, alat bukti, ada sesuatu yang ditunjukkan menguatkan bahwa telah diduga tindak pidana korupsi selama hanya mungkin lisan, mungkin sifatnya narasi saja ya tentu kami tidak melakukan," kata Setyo kepada wartawan di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2025).
"Tapi kalau memang itu hanya sementara adanya melalui media ya kami tunggu mungkin ada pihak tertentu yang melaporkan hal tersebut," ujarnya.
Diketahui, Jokowi masuk dalam nominasi pemimpin dunia paling korup 2024 versi Organize Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Hal tersebut menimbulkan banyak sorotan dari masyarakat hingga munculnya desakan pada KPK untuk melakukan tindak lanjut atas nominasi tersebut.
Koordinator Divisi Pengelolaan Pengetahuan ICW, Wana Alamsyah, menilai masuknya nama Jokowi dalam nominasi finalis tokoh kejahatan terorganisir dan korupsi tahun 2024 oleh OCCRP, justru sama sekali tidak mengejutkan. Ia menilai justru Jokowi sebagai pemenang karena menjadi orkestrator lemahnya pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal itu meliputi revisi UU KPK, penunjukan pimpinan KPK bermasalah, pemecatan staf KPK, hingga peretasan sejumlah aktivis yang vokal menolak pelemahan pemberantasan korupsi.
“Selain itu, dikooptasinya penegak hukum untuk kepentingan pemilu, penggunaan sumber daya negara untuk kepentingan kelompok, bahkan dugaan perubahan aturan untuk melanggengkan dinasti politik,” kata Wana kepada reporter Tirto, Kamis (2/1/2025).
Jokowi pun menanyakan tuduhan sebagai tokoh terkorup. Ia bertanya bentuk korupsi yang dilakukan selama ini.
"Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa?," kata Jokowi kepada awak media di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/1/2024).
Jokowi meminta pihak yang mengklaim pernyataan tersebut agar membuktikannya. Menurut dia, saat ini memang banyak fitnah dan “framing jahat” yang ditujukan kepada dirinya. Jokowi justru melemparkan tawa terhadap wartawan ketika dikonfirmasi tuduhan OCCRP bermuatan politis. Mantan Presiden RI dua periode ini mengatakan, pihak tertentu bisa saja memanfaatkan organisasi masyarakat sipil untuk melemparkan tuduhan tersebut.
“Orang bisa pakai kendaraan apa pun. Bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan jahat-jahat seperti itu ya," katanya.
Baca juga:
- Tokoh Terkorup 2024 OCCRP, Ada Jokowi & Eks Presiden Suriah
- Mengkaji Alasan OCCRP Masukkan Jokowi dalam Nominasi Terkorup
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-26 10:04:431 Orang Meninggal Dunia akibat Kebakaran 1 Rumah di Cakung Timur
- 2025-01-26 10:04:43Oegroseno Bongkar Visi Hukum AMIN hingga Netralitas TNI
- 2025-01-26 10:04:43Hari Santri sebagai Warisan Jokowi
- 2025-01-26 10:04:43Pemerintah Evaluasi PSN di PIK 2 Imbas Isu Pagar Laut Banten
- 2025-01-26 10:04:43James Bond dan Realita Penyiksaan di Indonesia
- 2025-01-26 10:04:43Istana Bantah Video Viral Mayor Teddy Hormat ke Aguan
- 2025-01-26 10:04:43DPR Minta Menteri KKP Segera Ungkap Pemasang Pagar Laut Banten
- 2025-01-26 10:04:43Perundungan & Bunuh Diri Anak, Dampak Menu Kekerasan Sehari
- 2025-01-26 10:04:43Demokrasi Digital & Politik Anak Muda di Indonesia
- 2025-01-26 10:04:43Proyek Infrastruktur Diserahkan ke Swasta, Ini Kata Menteri BUMN
Peristiwa Panas
- 2025-01-26 10:04:43Rencana Besar Ilmuwan Dunia Antisipasi Pandemi Masa Depan
- 2025-01-26 10:04:43Miskonsepsi tentang Agile: IT Vs. Non
- 2025-01-26 10:04:43Kemendikti Saintek Siap Jalankan Wacana Kampus Kelola Tambang
- 2025-01-26 10:04:43Perundungan & Bunuh Diri Anak, Dampak Menu Kekerasan Sehari
- 2025-01-26 10:04:43Gen AI di Koridor Kekuasaan, Sampai Mana Kesiapan Indonesia?
- 2025-01-26 10:04:43Ridwan Kamil: Peluang Maju Jabar 1, DKI hingga Tawaran Menteri
- 2025-01-26 10:04:43Suap & Gratifikasi Masih Banyak Terjadi di Instansi Pemerintahan
- 2025-01-26 10:04:43Menkes Wajibkan Puskesmas Layani Cek Kesehatan Gratis Warga
- 2025-01-26 10:04:43Polemik Legalitas Pagar Laut, Dulu Tak Bertuan Kini Punya HGB
- 2025-01-26 10:04:43Kemenkum Proses Ekstradisi Buronan KPK, Paulus Tannos
Hotspot Terbaru
- 2025-01-26 10:04:43Melihat Ketimpangan dari Kacamata Sektor Energi
- 2025-01-26 10:04:43Pemprov DKJ Minta Korban Kebakaran Kemayoran Pindah ke Rusun
- 2025-01-26 10:04:43Hak Angket Bukan Kepentingan Paslon 1 & 3, tapi Semua Parpol
- 2025-01-26 10:04:43Menghadapi Misinformasi di TikTok Jelang Pemilu
- 2025-01-26 10:04:43Korupsi Pasar Cigasong, Arsan Latif Cs Divonis 4 Tahun Penjara
- 2025-01-26 10:04:43BDS Indonesia: Boikot Bentuk Dukungan Konkret ke Palestina
- 2025-01-26 10:04:43Menteri Pigai Antisipasi Kebijakan Deportasi Massal Donald Trump
- 2025-01-26 10:04:43Prof Zullies: Jika Sebar Info, Pastikan Data Valid & Terpercaya
- 2025-01-26 10:04:431 Orang Meninggal Dunia akibat Kebakaran 1 Rumah di Cakung Timur
- 2025-01-26 10:04:43Pertambangan di Papua dan Ilusi Kesejahteraan