Penjelasan Batik Air soal 2 Penumpang Diturunkan dari Pesawat
Corporate Communication Strategic Batik Air,ollo4d Danang Mandala Prihantoro, mengungkap bahwa penurunan paksa dilakukan pada penumpang Batik Air Malaysia dengan nomor penerbangan OD-572 rute Bandar Udara International Hanoi, Vietnam (HAN) menuju Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) pada 5 Januari lalu.
Kronologi peristiwa itu bermula saat awak kabin menemukan penumpangnya tidak mengkuti aturan keselamatan karena tidak mengenakan sabuk pengaman. Meskipun telah diberi arahan yang jelas, dua penumpang itu tetap menolak untuk mematuhi instruksi awak kabinnya.
Danang menilai perilaku penumpang tersebut dikategorikan dalam ketidakpatuhan terhadap Instruksi Awak Kabin (inappropriate behaviour to cabin crew). Batik Air memutuskan untuk meminta penumpang tersebut turun dari pesawat setelah melalui proses diskusi sesuai prosedur.
“Oleh karena itu, pelanggan tersebut bersama satu pendampingnya diminta untuk turun dari pesawat sebelum penerbangan dimulai,” tukas Danang.
Danang memastikan bahwa Batik Air Malaysia senantiasa menjalankan operasional penerbangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan selalu mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan seluruh pelanggan.
“Batik Air berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik dengan tetap mengedepankan keselamatan dan kenyamanan seluruh pelanggan. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kerja sama pelanggan dalam mematuhi aturan penerbangan,” tutur Danang.
Baca juga:
- KNKT: Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit saat Penerbangan
- Penumpang Pesawat Pelita Air di Surabaya Bercanda Bawa Bom
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-31 16:05:33Keadilan Pemilu dan Kewenangan Mahkamah Konstitusi
- 2025-01-31 16:05:33Surat Wasiat Cornelis Chastelein dan Cita
- 2025-01-31 16:05:33Kisah Bahagia Adit dan Nurhayati Mengikuti Sepekan Nikah Bareng
- 2025-01-31 16:05:33Dokter dan Kriminalitas pada Era Nusantara Kuno
- 2025-01-31 16:05:33Merekayasa Sistem Pemilu Tanpa Membunuh Demokrasi
- 2025-01-31 16:05:33Menyiksa Diri dan Berbahagia dengan Seporsi Oseng Mercon
- 2025-01-31 16:05:33Mencari Kelezatan Dendeng Batokok di Sawahlunto
- 2025-01-31 16:05:33Sanusi Pane, dari Bahasa Indonesia hingga Polemik Kebudayaan
- 2025-01-31 16:05:33Timnas AMIN Ungkap Upaya Intimidasi, Netralitas Pemilu & Koalisi
- 2025-01-31 16:05:33Inovasi Ketahanan Pangan Berbasis Singkong di Kampung Cireundeu
Peristiwa Panas
- 2025-01-31 16:05:33Pemprov DIY akan Revitalisasi Alun
- 2025-01-31 16:05:33Riwayat Sukabumi, dari Kabuyutan hingga Merebut Cianjur
- 2025-01-31 16:05:33Eksplorasi Emas Putih di Nusantara, Logam Berharga yang Terbuang
- 2025-01-31 16:05:33Hoaks Portugal Resmi Mengeluarkan Uang Koin Bergambar Ronaldo
- 2025-01-31 16:05:33Menikmati Wisata Perahu Kali Pepe saat Perayaan Imlek di Solo
- 2025-01-31 16:05:33Sayur Lodeh, dari Sederhana hingga ke Skena dan Jamuan Istana
- 2025-01-31 16:05:33Bendera Pusaka di Momen Proklamasi & Sejarah yang Menyertainya
- 2025-01-31 16:05:33Merindukan Palumara Kala Menjadi Orang Asing di Tanah Jauh
- 2025-01-31 16:05:33Klinik Swasta akan Dilibatkan dalam Program Cek Kesehatan Gratis
- 2025-01-31 16:05:33Salah, Prabowo Tunjuk Jokowi Jadi Ketua Umum Partai Gerindra
Hotspot Terbaru
- 2025-01-31 16:05:33Penjelasan Muhammadiyah Soal Keputusan Menerima Izin Tambang
- 2025-01-31 16:05:33Inovasi Ketahanan Pangan Berbasis Singkong di Kampung Cireundeu
- 2025-01-31 16:05:33Kanker Sosial Membayang, Seperti Becermin di Hadapan Jose Rizal
- 2025-01-31 16:05:33Becak di Bandung, Taksi Kayuh Sumber Penghidupan & Derita Hernia
- 2025-01-31 16:05:33Last Dinosaurs: Kami Sempat Berpikir Takkan Bisa Main Live Lagi
- 2025-01-31 16:05:33Khazanah Kudapan Ramadan di Kauman dan Kotagede
- 2025-01-31 16:05:33Di Dunia Penuh Tipu
- 2025-01-31 16:05:33Bendera Pusaka di Momen Proklamasi & Sejarah yang Menyertainya
- 2025-01-31 16:05:33Hotel & Bus Lebih Murah Jadi Faktor Turunnya Biaya Haji 2025
- 2025-01-31 16:05:33Salah, Raffi Ahmad Bagi