Menag Temui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Ini Bahasannya
Hal ini disampaikan Nasaruddin usai memimpin rapat di Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Rabu (15/1/2025).
"Pembicaraan kami itu tadi ada tiga komponen. Itu semua dalam rangka meningkatkan layanan jemaah haji Indonesia," kata Nasaruddin dalam keterangan yang diterima, Rabu.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Ditjen PHU Kemenag, jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas yang berhak melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 berjumlah 42.000 orang. Selain itu, ada sekitar 10.000 kuota prioritas yang juga dialokasikan bagi jemaah lansia pada haji 2025.
Sebagian dari jemaah lansia itu disebut memiliki keterbatasan yang membutuhkan pendamping. Sementara itu, kuota petugas haji Indonesia saat ini hanya berjumlah 2.210 orang.
"Kalau kita hanya punya jumlah petugas seperti sekarang, satu pesawat rencananya hanya didampingi tiga petugas kloter. Bagaimana mungkin 400 orang atau 300 orang lebih, hanya dibimbing oleh tiga orang," ucap Nasaruddin.
Nasaruddin juga mempersoalkan pembagian petugas laki-laki dan perempuan. Menurut dia, tak mungkin laki-laki melayani perempuan.
"Jadi, harus ada. Ini poinnya yang laki-laki dan perempuan harus kami hitung kembali," tutur Nasaruddin.
Terkait rencana pembatasan usia 90 tahun ke atas bagi jemaah haji, Nasaruddin berharap yang dijadikan patokan bukan usia, melainkan syaratistithaah. Sebab, banyak jemaah dengan usia 90 tahun ke atas dengan kondisi fisik yang sehat dan mampu beraktivitas.
Nasaruddin juga meminta para petugas dibebaskan dari biaya masuk Masyair atau Arafah-Muzdalifah-Mina. Pasalnya, ketentuan biaya masuk itu dikabadkan berlaku pada musim haji 2025.
"Kami sampaikan itu kalau bisa kami free of chargeseperti tahun lalu," kata Nasaruddin.
Nasaruddin menyampaikan skema tanazul kepada Tawfiq. Menurut dia, skema tanazul adalah memberi kesempatan kepada jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat untuk kembali ke hotelnya alias tidak menempati tenda di Mina saat fase Mabit.
Mereka nantinya akan mengambil kesempatan Mabit di area sekitar Jamarat. Setelah itu, mereka kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat.
"Skema ini akan mengurangi kepadatan di Mina. Jumlah jemaah haji Indonesia sangat banyak dan skema ini dirasa akan berpengaruh dalam mengurangi kepadatan," tukas Nasaruddin.
Ia menambahkan, banyak negara yang menilai manajemen penyelenggaraan haji Indonesia tergolong baik. Oleh karena itu, banyak negara yang disebut datang untuk belajar bagaimana pengelolaan haji di Indonesia.
Baca juga:
- Kemenag Terus Lobi Arab Saudi agar Kuota Petugas Haji Bertambah
- DPR Ungkap Penyebab Penurunan Biaya Haji 2025
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-26 11:15:35Menkes Wajibkan Puskesmas Layani Cek Kesehatan Gratis Warga
- 2025-01-26 11:15:35Salah, Prabowo Tunjuk Jokowi Jadi Ketua Umum Partai Gerindra
- 2025-01-26 11:15:35Hoaks Kartu Lansia untuk Gratis Naik Kereta
- 2025-01-26 11:15:35Es Gempol dan Memori Berkesan di Sebuah Pasar
- 2025-01-26 11:15:351 Orang Meninggal Dunia akibat Kebakaran 1 Rumah di Cakung Timur
- 2025-01-26 11:15:35Sejarah Layar Tancap, dari Propaganda Jepang hingga Film Dewasa
- 2025-01-26 11:15:35Peta Pertarungan Caleg di Dapil DKI Jakarta II
- 2025-01-26 11:15:35Hoaks Tautan Pendaftaran Petani Milenial dengan Gaji Rp10 Juta
- 2025-01-26 11:15:35Guru Besar di Indonesia: Dorong Prestise dan Kualitas Akademik
- 2025-01-26 11:15:35Dari Cap Cai Hingga Cap Jaek, Lenturnya Kuliner Cina di Rantau
Peristiwa Panas
- 2025-01-26 11:15:35Budi Arie Bicara soal Judi Online hingga Cawe
- 2025-01-26 11:15:35Skena Bubur Ayam: Dari Jawa Barat, hingga yang Langka di Jakarta
- 2025-01-26 11:15:35Visi Geopolitik Kertanagara Terpatri pada Arca Amoghapasa
- 2025-01-26 11:15:35Saur Sepuh, Cerita Silat yang Mengudara di Radio dan Layar Perak
- 2025-01-26 11:15:35MPR Minta Pesantren Tradisional & Modern Saling Bersinergi
- 2025-01-26 11:15:35Dokter dan Kriminalitas pada Era Nusantara Kuno
- 2025-01-26 11:15:35Riwayat Seragam Tahanan, dari Warna Netral Menjadi Oranye
- 2025-01-26 11:15:35Sup Manten, Elegan dalam Kesederhanaan
- 2025-01-26 11:15:35RI Akan Tambah Kapasitas Pembangkit Listrik 443 Gigawatt di 2060
- 2025-01-26 11:15:35Video Lama Diklaim Modus Baru Pengurasan Saldo BRI Lewat Telepon
Hotspot Terbaru
- 2025-01-26 11:15:35Tantangan dan Peluang Implementasi UU PDP di Industri Perbankan
- 2025-01-26 11:15:35Perang Topat di Desa Lingsar, Bertempur untuk Harmoni Kehidupan
- 2025-01-26 11:15:35Ayam Bakakak, Hidangan Penting nan Istimewa dari Tanah Sunda
- 2025-01-26 11:15:35Yahya Sinwar, Lahir di Pengungsian dan Gugur di Medan Tempur
- 2025-01-26 11:15:35Merunut Siapa Bertanggung Jawab atas HGB Pagar Laut di Tangerang
- 2025-01-26 11:15:35Ayam Arak dan Hikayat Nama
- 2025-01-26 11:15:35Dari Gorengan Hingga Tahu Gimbal: Yang Dirindukan dari Semarang
- 2025-01-26 11:15:35Pajak di Indonesia, Pungutan Tiada Akhir Sejak Zaman Baheula
- 2025-01-26 11:15:35Menimbang Blockchain sebagai Jalan Keluar Krisis Industri Media
- 2025-01-26 11:15:35Kisah Bahagia Adit dan Nurhayati Mengikuti Sepekan Nikah Bareng