Menilik Sumber Dana PSSI untuk Pengembangan Timnas Indonesia
Erick Thohir dkk. setidaknya berkewajiban membayar miliaran rupiah sebagai konsekuensi pemutusan kontrak yang mestinya baru berakhir pada 2027.
PSSI lantas memperkenalkan Patrick Kluivert sebagai Pelatih Kepala Timnas Indonesia dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu (12/1/2025).
Untuk mendatangkan Patrick Kluivert, PSSI tentu harus merogoh kantong lagi. Nilai kontraknya tidak diumumkan ke publik, tapi angkanya boleh jadi mencapai miliaran rupiah.
Terlebih, mantan pemain Barcelona itu akan didampingi dua asisten pelatih asal Belanda, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
"Saya sih merasa ketika keputusan sudah dibuat, tentu sudah terhitung juga soal kompensasi dan bagaimana cara membayar pelatih baru. Harusnya tidak masalah ya [dari sisi anggaran PSSI]," ujar pengamat sepak bola, Aun Rahman, kepada Tirto, Selasa (14/1/2025).
Biaya operasional yang dikeluarkan PSSI untuk pengembangan Timnas Indonesia memang terbilang besar. Terlebih, di era kepemimpinan Erick Thohir ini, PSSI gencara mendatangkan pemain keturunan dan mendatangkan pelatih “kelas dunia”.
Lantas, dari mana sebenarnya federasi sepak bola Tanah Air itu mendapatkan pendanaan?
Baca juga:Statistik Shin Tae-yong di Timnas Indonesia Hingga Dipecat PSSI
Sumber Pendanaan Timnas
Seturut pemberitaan Kompas.id, PSSI setidaknya akan mengalokasikan dana sekitar Rp390 miliar pada 2025 untuk kebutuhan seluruh level tim nasional, mulai dari tim senior maupun junior hingga TimnasPutri Indonesia. Alokasi itu hampir setara dengan 60 persen dari total anggaran 2025 yang mencapai Rp665 miliar.
Alokasi dana tersebut setidaknya akan dicukupi darisejumlah sponsor yang menjadi pendukung Timnas dan agenda-agenda lain PSSI selama 2024.
Saat ini, ada lima sponsor yang memperpanjang kemitraan dengan PSSI, yaitu Astra Financial, Indomilk, Indosat, Sinarmas, dan Surya Citra Media (SCM). Selain itu, PSSI juga punya mitra resmi, yaitu jenama Aqua, OPPO, dan Bocorocco.
"Pada dasarnya, pendanaan dengan valuasi besar masuk memang lewat sponsorship. Kita bisa lihat FA Inggris juga bermitra dengan Nike, Barclays, dan beberapa brandlainnya," ujar Aun.
Aun mengatakan bahwa pendanaan sponshorshipdulunyamasuk ke PSSI hanya melalui satu pintu. Sekarang, dengan adanya PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI), pemanfaatan nilai komersil dari Timnas jadi lebih berfokus. Sehingga, Timnas pun bisa melakukan pencarian stream revenue secara khusus.
"Karena itu ada sponsor seperti Aqua, lalu beberapa BUMN juga. Jadinya tersendiri untuk timnas," kata Aun.
Sebelumnya, kata Aun, dana untuk Timnas Indonesia lebih banyak didapatkan dari keuntungan yang diraih dari tempat lain. Misalnya dari liga atau menggulirkan kompetisi dan penjualan tiket.
"Apalagi, sistem yang sudah jauh lebih baik ketimbang bertahun-tahun sebelumnya. Nonton Timnas lebih enak sekarang. Ada valuasi lain yang bisa dikomersilkan juga dari menyaksikan Timnas tersebut," kata dia.
Sumber pendapatan lain PSSI adalah suntikan dana pemerintah. Erick Thohir mengatakan bahwa PSSI setidaknya mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah sebesar Rp227 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penyelenggaraan program dan disalurkan bertahap. Per Januari 2025, Rp25 miliar telah disalurkan.
Sokongan dana dari pemerintah pusat itu pun terbilang naik, dari semula Rp150 miliar per tahun menjadi Rp227 miliar per tahun.
"Tadi secara khusus, Presiden Prabowo bilang ke saya bahwa anggaran pemerintah untuk program PSSI siap dicairkan mulai Januari 2025. Menpora juga bilang kalau dananya sudah ada," kata Erick beberapa waktu lalu, dikutip dari Antara.
Baca juga:PSSI dan STY: Menilik Tradisi Singkatnya Karier Pelatih Timnas
Kumpulkan Rp400 Miliar dari Sponsor
Sepanjang tahun lalu, PSSI berhasil mengumpulkan dana sekira Rp400 miliar untuk kebutuhan Timnas Indonesia. Total dana tersebut didapatkan dari beberapa sumber, yaitu hak siar televisi yang nilainya sekitar Rp70 miliar, Bank Mandiri sebesar Rp80 miliar, pemerintah Rp120 miliar, penjualan tiket Rp20 miliar per pertandingan, dan sekitar Rp100 miliar dari sektor swasta.
Namun, nilai tersebut baru setengah dari kebutuhan PSSI untuk menjalankan program Timnas Indonesia semua kelompok usia dan Timnas Putri sepanjang tahun lalu. PSSI sedikitnya perlu Rp800 miliar agar bisa menjalankan program-program tersebut.
"Totalnya mungkin baru Rp400 miliar lebih, tapi itu sudah cukup baik," kata Erick, dikutip Antara.
Jika ditarik mundur, pada 2023, PSSI berhasil surplus untuk pertama kalinya. Pada tahun tersebut, seturut pemberitaan CNN Indonesia, PSSI mendapatkan pendanaan mencapai Rp704,8 miliar dengan surplus Rp49 miliar. Itu merupakan capaian luar biasa, mengingat tahun-tahun sebelumnya tak pernah terjadi.
Pada 2022, misalnya, PSSI hanya sanggup mendapat dana sebesar Rp322,9 miliar. Padahal, pengeluaran PSSI pada tahun itu sebanyak Rp355,5 miliar. Artinya, keuangan PSSI mengalami defisit atau minus Rp32,6 miliar.
Laporan keuangan PSSI mencatat pula bahwa pendapatan dari laga uji coba melawan Argentina mencapai Rp140 miliar. Ini termasuk pemasukan terbesar PSSI selama 2023.
Sumber-sumber pendanaan PSSI memang terbilanglazim, sebagaimana dilakukan oleh federasi sepak bola lain. Bahkan, FIFA pun menanggukpendanaan dari hak siar, penjualan tiket, dan sponsorship.
Pendapatan FIFA periode 2019-2022, seturut Investopedia.com, diketahui sebesar US$7,6 miliar. Sebesar 44,7 persennya (sekitar US$3,4 miliar) berasal dari hak siar televisi.
Komponen penting terakhir pendapatan FIFA adalah hak keramahtamahan dan akomodasi serta penjualan tiket. Pendapatan dari hak tiket secara khusus sepenuhnya dimiliki oleh anak perusahaan langsung FIFA. Dari 2019 hingga 2022, FIFA melaporkan pendapatan sebesar US$949 juta dari hak keramahtamahan dan penjualan tiket.
Baca juga:Kluivert Beri Sinyal Jairo Riedewald Bakal Segera Gabung Timnas
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-24 12:46:13OJK: Debitur dengan Kredit Tak Lancar Boleh Cicil Rumah
- 2025-01-24 12:46:13MK: KPK Periksa Ridwan Mansyur Tak Berkaitan Sidang Pilkada
- 2025-01-24 12:46:13Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Israel & Hamas Mulai 19 Januari
- 2025-01-24 12:46:13Yang Perlu Dilakukan agar Jakarta Tidak Tenggelam pada 2050
- 2025-01-24 12:46:13Derita Korban Sextortion di Tengah Minimnya Perlindungan Korban
- 2025-01-24 12:46:13Koalisi Masyarakat Desak Polisi Setop Pelaporan Bambang Hero
- 2025-01-24 12:46:13Pemerintah Bakal Bangun Rumah Dinas Guru di SD Nias yang Viral
- 2025-01-24 12:46:13Luhut Akan Sarankan Prabowo Bantu Pembangunan RS Anak di Gaza
- 2025-01-24 12:46:13Korlantas Berlakukan Sistem Poin dalam Penerbitan SIM di 2025
- 2025-01-24 12:46:13Polemik Bripda Fauzan: Perkosa Mantan & Dinas Lagi usai Banding
Peristiwa Panas
- 2025-01-24 12:46:13Polisi: Bandung Kondusif usai Bentrokan Pemuda Pancasila & GRIB
- 2025-01-24 12:46:13Fenomena Makam Keramat Palsu, antara Jalan Spiritual dan Bisnis
- 2025-01-24 12:46:13Trump akan Izinkan TikTok Beroperasi Lewat Perintah Eksekutif
- 2025-01-24 12:46:13Polisi Harus Responsif, Usaha Rental Jangan Jadi Korban Lagi
- 2025-01-24 12:46:13Prabowo Paparkan Program Kerja saat Menerima PM Jepang di Bogor
- 2025-01-24 12:46:13Trump Wacanakan Relokasi Sementara Warga Jalur Gaza ke Indonesia
- 2025-01-24 12:46:13Wali Kota Jaktim Telusuri Identitas Anak Main Skuter di Jalan
- 2025-01-24 12:46:13Bung Towel Diancam Disiram Air Keras dan Anaknya Mau Diculik
- 2025-01-24 12:46:13Pemprov Bali Beri Diskon Pajak PKB dan BBNKB Imbas Beban Opsen
- 2025-01-24 12:46:13Ramai Jadi Sorotan, Zendo Beri Penjelasan soal Sistem Kerja
Hotspot Terbaru
- 2025-01-24 12:46:13Makanan Bergizi di Indonesia, Mahal dan Dianggap di Bawah Rokok
- 2025-01-24 12:46:13Mendikdasmen: Tak Ada Lagi Zonasi & Ujian, Diganti Kata Lain
- 2025-01-24 12:46:13iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia, Kok IMEI
- 2025-01-24 12:46:13Wacana Omnibus Law Pemilu: Aksi Penyelarasan atau Konflik Baru?
- 2025-01-24 12:46:13DPR Usul Pemerintah Bentuk Saluran Pengaduan Pelaksanaan MBG
- 2025-01-24 12:46:13Pemicu Ratusan Pegawai Kemendikti Saintek Demo Menteri Satryo
- 2025-01-24 12:46:13Kemendikdasmen Hapus Istilah Ujian dalam Pelaksanaan UN
- 2025-01-24 12:46:13Wali Kota Jaktim Telusuri Identitas Anak Main Skuter di Jalan
- 2025-01-24 12:46:13Kemendikti Serahkan Masalah Dosen Tak Digaji ke Internal Kampus
- 2025-01-24 12:46:13Modus Kasus Investasi Bodong Berkedok Arisan Duos di Jakbar