Israel Terus Bombardir Gaza, Tuduh Hamas Belum Serahkan Sandera
"Perdana Menteri menginstruksikan IDF bahwa gencatan senjata, yang seharusnya mulai berlaku pada pukul 8.30 pagi, tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar nama-nama sandera yang dibebaskan yang telah dijanjikan oleh Hamas," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari.
Dilansir dari Al Arabiya, Israel menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk melanjutkan perang di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat apabila gencatan senjata tahap kedua terbukti tidak ada gunanya.
Netanyahu menggertak Hamas dengan mengatakan perang akan dilanjutkan 'dengan keras'. Kata dia dalam keterangannya, kemarin.
"Jika kami dipaksa melanjutkan perang, kami akan melakukannya dengan keras," ucap Netanyahu.
Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata selama 42 hari antara Hamas dan Israel seharusnya dimulai pada pukul 8.30 pagi hari Minggu atau jam 13.30 WIB. Kedua belah pihak telah mengisyaratkan bahwa pertukaran sandera akan dilakukan setelah pukul 16:00 waktu setempat.
Berdasarkan kesepakatan dalam perundingan Hamas dan Israel, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, gencatan senjata di Gaza seharusnya dimulai simbolis dengan penyerahan tiga sandera warga Israel. Imbalannya, pembebasan kelompok pertama para tahanan Palestina dari penjara-penjara.
Mulanya, pihak Hamas mengatakan ada 'persoalan teknis' yang menyebabkan nama ketiga sandera belum diserahkan kepda Israel.
Namun, kantor berita Al Jazeera teranyar melaporkan bahwa Hamas telah menyerahkan kepada mediator tiga nama tahanan Israel yang akan dibebaskan.
Hamas telah merilis nama-nama tiga tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, kata mereka, dalam sebuah posting di Telegram.
Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi gencatan senjata untuk dimulai setelah penundaan selama beberapa jam.
Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas - Brigade Qassam, mengatakan, "sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini: Romi Gonen, 24 tahun, Emily Damari, 28 tahun, dan Doron Shtanbar Khair, 31 tahun."
Sajak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, total warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel meningkat menjadi 10 orang. Hal ini disampaikan juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.
Rinciannya, enam orang tewas di Kota Gaza, tiga di Gaza utara dan satu di Rafah, dengan lebih dari 25 orang terluka.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.899 warga Palestina dan melukai 110.725 lainnya sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, sebanyak 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.
Baca juga:
- Kabinet Israel Akhirnya Setuju Genjatan Senjata di Gaza
- Israel Serang Gaza di Tengah Proses Gencatan Senjata
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-02-02 16:35:21Rencana Besar Ilmuwan Dunia Antisipasi Pandemi Masa Depan
- 2025-02-02 16:35:21UMKM Sekolah di Surabaya Berharap Dilibatkan Program MBG
- 2025-02-02 16:35:21Kebakaran Gedung Panin Bank di Jakpus, Ini Pemicunya
- 2025-02-02 16:35:21Menanti Tuah Nasi Goreng, Simbol Persatuan Megawati dan Prabowo
- 2025-02-02 16:35:21Jakarta, Menjadi Kota Global atau Kembali Jadi DKI?
- 2025-02-02 16:35:21Syarat dari Kemenkes untuk Layanan Cek Kesehatan Gratis
- 2025-02-02 16:35:21Di Balik Sikap Prabowo Serahkan Proyek Infrastruktur ke Swasta
- 2025-02-02 16:35:21Kebakaran Museum Satria Mandala Padam, Diduga Dipicu Korsleting
- 2025-02-02 16:35:21Tantangan dan Peluang Implementasi UU PDP di Industri Perbankan
- 2025-02-02 16:35:21Ratusan Korban Kebakaran Kemayoran Mengungsi ke Polres Jakpus
Peristiwa Panas
- 2025-02-02 16:35:21Menhub Ingin Maskapai Fly Jaya Sudah Beroperasi sebelum Lebaran
- 2025-02-02 16:35:21Prabowo Resmikan Proyek Tenaga Listrik di 18 Provinsi Hari Ini
- 2025-02-02 16:35:21KKP Segel Pagar Laut di Tarumajaya Bekasi
- 2025-02-02 16:35:21Arti Gencatan Senjata & Apakah Israel Sudah Menyerah di Gaza?
- 2025-02-02 16:35:21Merekayasa Sistem Pemilu Tanpa Membunuh Demokrasi
- 2025-02-02 16:35:21DPR Akan Panggil Menteri Trenggono, Bahas soal Pagar Laut Banten
- 2025-02-02 16:35:21Bahlil Sebut Data Penerima Subsidi BBM Sedang Disusun BPS
- 2025-02-02 16:35:21Polemik Pagar Laut Bekasi: DKP Jabar Ditegur, Swasta Kena Sanksi
- 2025-02-02 16:35:21Menteri Pigai Antisipasi Kebijakan Deportasi Massal Donald Trump
- 2025-02-02 16:35:21Polemik Potongan Aplikasi Ojol & Jalan Panjang Menuju Sejahtera
Hotspot Terbaru
- 2025-02-02 16:35:21Problem di Balik Proyek Infrastruktur Cina di Indonesia
- 2025-02-02 16:35:21KPK Tidak Hadir, Sidang Praperadilan Hasto Ditunda 5 Februari
- 2025-02-02 16:35:21Menjajal Ojek Online Zendo Milik Muhammadiyah di Yogyakarta
- 2025-02-02 16:35:21Beda Perlakuan UI terhadap Verrel dan Bahlil dalam Kasus Plagiat
- 2025-02-02 16:35:21Pemprov DIY akan Revitalisasi Alun
- 2025-02-02 16:35:21PPPA Dorong Pembatasan Penggunaan Medsos & Gadget untuk Anak
- 2025-02-02 16:35:21PPATK Laporkan Kades yang Diduga Pakai Dana Desa untuk Judol
- 2025-02-02 16:35:21Prabowo: Pegawai di Institusi Boros Kerap Akali Pimpinan
- 2025-02-02 16:35:21Emmy Hafild di antara Feminisme & Aktivisme Lingkungan Hidup
- 2025-02-02 16:35:21Fenomena Makam Keramat Palsu, antara Jalan Spiritual dan Bisnis