Hoaks Obat Pembunuh Parasit Mencatut Dokter Tirta
Sayangnya,jamintoto tidak semua membagikan informasi yang benar. Terdapat sejumlah iklan obat di media sosial yang mencatut artis atau tokoh besar. Tirtosempat menemukan sejumlah unggahan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI), untuk merekayasa pesan yang disampaikan seorang tokoh.
Baca juga:
- Hoaks Iklan Obat Nyeri Sendi Mencatut Eks Menkes Siti Fadilah
- Hoaks Promosi Obat Prostatitis Mencatut Eks Menkes Nila Moeloek
- Hoaks Promosi Obat Herbal Mencatut Dokter Spesialis Jantung
“Jika anda ingin sehat dan berhenti pergi ke dokter, berhentilah menderita masalah perut setiap hari, kembung, dan diare dan singkirkan penyakit seperti alergi, kulit gatal, masalah jerawat, bau mulut, kecemasan, insomnia dan depresi, masalah hati dan ginjal, risiko serangan jantung, dan stroke. Maka anda perlu mengetahui penyebab sebenarnya dari penyakit anda. Agar anda tidak menghabiskan banyak uang untuk dokter yang tidak kompeten, pengobatan yang salah, dan mengkonsumsi obat yang justru membawa anda ke liang kubur,” begitu ucap dr Tirta dalam video.
Foto Periksa Fakta Dokter Tirta. foto/hotline periksa fakta tirto
Video tersebut juga banyak membahas tentang parasit sebagai masalah utama bagi kesehatan. Pengunggah juga mencantumkan tautan menuju halaman pemesanan obat pembunuh parasit. Sekilas melihat video tersebut, terlihat beberapa potongan pembicaraan dr. Tirta yang kurang terpotong dengan rapi. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap keaslian video.
Meski begitu, nyatanya video ini cukup populer. Sudah ada 280 ribu orang menonton video tersebut sampai Selasa (22/1/2025). Terdapat juga lebih dari 1,1 ribu tanda suka dan 76 komentar di unggahan ini.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar dr Tirta mempromosikan obat pembunuh parasit?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mencoba menyaksikan keseluruhan video tersebut. Meski durasi maksimal video 10 menit, nyatanya konten dalam video hanya ada pada sekitar tiga menit pertama.
Dalam video tersebut terlihat dr. Tirta menarasikan berbagai hal, mulai dari beragam masalah kesehatan, peran parasit dalam merusak kesehatan, sampai dengan penelitian dengan Kementerian Kesehatan untuk meneliti penyakit mematikan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, video monolog dr. Tirta tersebut terlihat mencurigakan. Sebab gerak mulut dan audio yang ada tidak sinkron di beberapa bagian.
Melihat beberapa kecurigaan, Tirto melakukan pemindaian kandungan konten AI. Kami menggunakan perangkat Hive Moderation dan TrueMedia.
Hasil pemindaian Hive Moderation terhadap potongan video di bagian awal tersebut, menunjukkan kemungkinan yang sangat tinggi, 99,8 persen, bahwa konten audio dalam video itu adalah buatan AI.
Kesimpulan serupa juga datang dari TrueMedia. Alat pemindai ini merekam bahwa terdapat bukti substansial kalau konten audio dalam video dr. Tirta tersebut mengandung manipulasi menggunakan AI.
Kami kemudian juga melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search) terhadap potongan video. Hasil pencarian mengarahkan ke foto berikut, tangkapan layar Pikiran Rakyatdari artikel bertanggal 10 Oktober 2022. Di bagian kredit foto tersebut, tertulis bahwa foto diambil dari kanal YouTube Tirta PengPengPeng.
Kami mencoba mengunjungi akun YouTube tersebut dan menemukan video berikut. Video unggahan 1 Agustus 2021 tersebut berjudul, "#suaratirta: SPELE NAMUN BERBAHAYA DAN MENGANCAM NYAWA".
Dalam video tersebut, dr. Tirta membahas kebiasaan sepele yang bisa membahayakan kesehatan. Terlihat dalam video itu, dr. Tirta mengenakan pakaian serba putih, serupa dengan yang dia kenakan di video unggahan di Facebook. Begitu pula latar putih dengan rak di sisi kiri video juga serupa dengan unggahan di Facebook.
Terlihat dalam video di Facebook, gerakan dr Tirta menunjuk ke telinganya. Sementara di video aslinya, dr. Tirta menjelaskan soal bahaya mengorek kuping. Oleh sebab itu, gestur mendekatkan jari ke telinga relevan dengan bahasan soal bahaya menggunakan korek kuping.
Di video tersebut dia membahas empat kebiasaan sepele yang dapat mengganggu kesehatan. Empat bahaya tersebut adalah mengorek kuping, menahan buang air kecil, duduk terlalu lama tanpa olahraga, dan memaksa fisik untuk olahraga.
Tidak ada bahasan soal parasit ataupun promosi obat untuk pengobatannya dalam video asli tersebut.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan video dr Tirta mempromosikan obat pembunuh parasit di Facebook bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video yang beredar di media sosial adalah hasil suntingan menggunakan suara buatan AI. Dokter Tirta tidak mempromosikan ataupun membahas soal pengobatan parasit dalam video aslinya.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email [email protected].
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-23 12:42:19Daftar Nama 14 Korban Hilang Kebakaran Glodok Plaza
- 2025-01-23 12:42:19Kemendikti Berpeluang Terapkan Skema Ini soal Tukin Dosen
- 2025-01-23 12:42:19Ketua KPK Belum Terima Surat Penundaan Penyidikan Kasus Hasto
- 2025-01-23 12:42:19KPK Tolak Tunda Pemeriksaan Hasto selama Praperadilan Berjalan
- 2025-01-23 12:42:19Es Gempol dan Memori Berkesan di Sebuah Pasar
- 2025-01-23 12:42:19KPK Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Investasi PT Taspen
- 2025-01-23 12:42:19Omzet Kantin Sekolah Turun, Pemprov Jakarta Janji Evaluasi MBG
- 2025-01-23 12:42:19KPK Bantah Hasto Tak Ditahan karena Megawati Telepon Prabowo
- 2025-01-23 12:42:19Gelembung eFishery Pecah: Guncangan Besar bagi Startup Indonesia
- 2025-01-23 12:42:19Sindikat Prostitusi Internasional di Bali, 2 WNA Jadi Tersangka
Peristiwa Panas
- 2025-01-23 12:42:19Kapolri Naikkan Pangkat Andithya yang Gugur Selamatkan Wisatawan
- 2025-01-23 12:42:19KPK Tolak Tunda Pemeriksaan Hasto selama Praperadilan Berjalan
- 2025-01-23 12:42:19Indonesia Gabung BRICS, Luhut: Pasar Kita Lebih Besar
- 2025-01-23 12:42:19KPK Yakin Penyidik Bekerja Profesional Menangani Kasus Hasto
- 2025-01-23 12:42:19Dokter dan Kriminalitas pada Era Nusantara Kuno
- 2025-01-23 12:42:19Penjelasan Kemnaker Soal Kenaikan Usia Pensiun Jadi 59 Tahun
- 2025-01-23 12:42:19KKP Beri Waktu 20 Hari untuk Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- 2025-01-23 12:42:19Anak Bos Rental Emosional Lihat Rekonstruksi Penembakan Ayahnya
- 2025-01-23 12:42:19Pesan Menag kepada Itjen: Berani Ungkap Kebenaran
- 2025-01-23 12:42:19Polda Jatim Beri Trauma Healing ke Korban Ledakan di Mojokerto
Hotspot Terbaru
- 2025-01-23 12:42:19Eks Penyidik KPK: Uang Suap Harun Masiku Sebagian dari Hasto
- 2025-01-23 12:42:19Derita Peternak Sapi Terpaksa Banting Harga Imbas Wabah PMK
- 2025-01-23 12:42:19Melihat Solo Lebih Dekat Bersama Soerakarta Walking Tour
- 2025-01-23 12:42:19OJK: Debitur dengan Kredit Tak Lancar Boleh Cicil Rumah
- 2025-01-23 12:42:19Polemik Bripda Fauzan: Perkosa Mantan & Dinas Lagi usai Banding
- 2025-01-23 12:42:19Menyoal Efektivitas Tilang Sistem Poin, Ampuh Basmi Pungli?
- 2025-01-23 12:42:19Wamenkeu: Anggaran Infrastruktur Dikurangi untuk Program MBG
- 2025-01-23 12:42:19BUMN Butuh Relaksasi Wajib Pungut supaya Harga Minyakita Stabil
- 2025-01-23 12:42:19Budi Arie Pastikan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis Bukan Impor
- 2025-01-23 12:42:19Kemendag Perketat Ekspor Limbah Sawit Dorong Implementasi B40