Dosen Universitas Bandung Kesal Pihak Yayasan Absen Audiensi
Padahal, staf dan dosen telah meminta dijadwalkan sejak jauh hari. Staf Universitas Bandung, Riki Herdiansyah, mengatakan, pihak yayasan telah berjanji akan menerima, namun yang terjadi malah meminta pertemuan diundur.
“Sedangkan, posisi orang tua mahasiswa yang jauh-jauh datang ke Bandung sudah banyak, masa kita mau batalin gitu aja. Kasihan mahasiswa dan orang tua mahasiswa,” ujar Riki.
Salah seorang dosen Fakultas Kesehatan dan Teknik, Universitas Bandung, yang enggan disebutkan namanya, mempertanyakan bila pembelajaran tetap dilakukan, sementara gaji belum dibayarkan sejak Juni 2024.
"Ya, dari pencairan dari yayasan tersendat otomatis operasional tetap harus berjalan, akhirnya memang ada beberapa orang yang inisiatif nalangin dulu. Listrik itu sebulan sekitar lebih dari Rp5 juta," jelas dia.
Dia bersama staf serta dosen lainnya menawarkan solusi untuk pindah alih kelola yayasan. Menurutnya, sudah banyak yayasan lain yang ingin mengelola Universitas Bandung.
"Dari yang lain katanya memang ada yang sudah berminat alih kelola. Kami berharap dengan adanya badan penyelenggara baru bisa lebih baik dari yang sekarang, setidaknya dari sisi keuangan deh," tuturnya.
Sebelumnya, diberitakan Yayasan Bina Administrasi selaku penyelenggara Universitas Bandung tidak punya cukup uang untuk menggaji dosen dan pegawainya. Kondisi keuangan tak stabil karena kasus korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang menyeret mantan rektor sebagai tersangka.
Baca juga:
- Mahasiswi Ditemukan Tewas di Gedung Gymnasium UPI Bandung
- 7 Bulan Dosen Universitas Bandung Tak Digaji Buntut Korupsi PIP
Rasa Kecewa Mahasiswa dan Orang Tua
Krisis keuangan dialami Universitas Bandung, berdampak juga terhadap studi dan akademik mahasiswa. Puspa, Wakil Ketua Senat Universitas Bandung, menceritakan bagaimana pembelajaran terganggu. Ia yang kuliah di Fakultas Teknik dan Kesehatan terpaksa mengikuti kuliah secara daring.
Mata kuliah yang seharusnya berjalan mulus menjadikan Ujian Tengah Semester (UTS) menjadi molor. Mahasiswi yang kini semester lima itu mengatakan bagaimana Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi tidak jelas jadwalnya.
Puspa dan sebagian temannya masih bertahan. Tidak ada pilihan lain, pindah kampus perlu biaya yang tidak cukup murah. Walau begitu, beberapa teman Puspa memilih pindah karena alasan tak kunjung mendapatkan jawaban pasti dari pihak yayasan.
“Kami juga banyak yang ingin pindah karena sudah tidak tahan dengan kondisi kampus saat ini tapi ada yang terkendala biaya juga, jadi mau tidak mau harus tetap menunggu keputusan dari pihak yayasan,” jelas Puspa.
Puspa tidak ingin perkuliahan terganggu. Ia menginginkan mulus dan lulus tepat waktu. Ia kecewa, seharusnya yayasan sebagai pihak yang bertanggung jawab hadir.
“Jadi harusnya itu audiensi sekarang harusnya kami bertemu dengan yayasan, tapi yayasan tidak hadir,” beber Puspa.
Audiensi perihal gaji yang tidak dibayarkan, pihak yayasan tidak hadir pada audiensi yang digelar di Kampus 2 Universitas Bandung, Jalan Muararajeun Lama, Kota Bandung. Tirto.id/Firman
Nada kekecewaan juga dituturkan oleh para orang tua. Dadan Hermawan, salah satu orangtua siswa yang datang jauh dari Cililin, Kabupaten Bandung Barat, menitipkan anaknya untuk terampil dalam bidang akademik, apalagi dari sejak dulu anak-anaknya telah menjadi lulusan di Fakultas Kesehatan dan Teknik sebelum namanya Poltekkes dan kemudian berubah menjadi Universitas Bandung.
Dadan menyebut, perkuliahan anaknya yang dilakukan secara daring, hal ini imbas karena dosen tidak dibayar. Ia berharap hal terbaik yang hadir dari pihak yayasan.
“Kalau memang dari yayasannya ada inisiatif baik, saya akan melanjutkan aja karena udah tanggung sekarang anak saya semeter 5 nanggung juga kalau di pindahin,” sebutnya.
Dari hasil audiensi itu, baik staf, dosen, mahasiswa dan orang tua menyatakan, akan mendatangi rumah ketua Yayasan Bina Administrasi (YBA) apabila sampai 10 Januari 2024 belum ada keputusan.
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah IV di Kota Bandung, Jawa Barat memberikan atensi dengan melayangkan surat pemanggilan kepada pihak Yayasan Bina Administrasi (YBA).
Surat yang ditembus juga kepada Rektor Universitas Bandung akan dijadwalkan pertemuan pada Selasa (7/01/2025) pukul 08.00 WIB sampai selesai.
Baca juga:
- Janji Palsu Tunjangan Kinerja, Korbankan Kesejahteraan Dosen ASN
- Batasan Penggunaan AI dalam Kampanye Pemilu usai Diatur oleh MK
saya ingin berkomentar
- kirim
Komentar Terbaru(0)
- tidak ada komentar
OLXTOTO menyarankan
- 2025-01-24 12:55:13Kemenperin Tak Beri Tenggat Waktu Negosiasi dengan Apple
- 2025-01-24 12:55:13Ekspedisi dan Kematian Anggota Komisi Pengetahuan Hindia Belanda
- 2025-01-24 12:55:13Hoaks Portugal Resmi Mengeluarkan Uang Koin Bergambar Ronaldo
- 2025-01-24 12:55:13Provinsi dengan Medan Pertarungan Antar Partai Paling Kompetitif
- 2025-01-24 12:55:13Bahlil: Belum Ada Rencana Pemangkasan Produksi Nikel di 2025
- 2025-01-24 12:55:13Sayur Lodeh, dari Sederhana hingga ke Skena dan Jamuan Istana
- 2025-01-24 12:55:13Beda Sikap antara Pimpinan Sipil & Militer saat Sekutu Datang
- 2025-01-24 12:55:13Video Diklaim Megawati dan Puan Datangi KPK untuk Bebaskan Hasto
- 2025-01-24 12:55:13Penyebab Jembatan Busui Penghubung Kaltim
- 2025-01-24 12:55:13Dari Bahn Mi hingga Ca Phe Da: Kekisruhan yang Indah di Vietnam
Peristiwa Panas
- 2025-01-24 12:55:13Beragam Keluhan Layanan BPJS Kesehatan dan Solusi yang Dinanti
- 2025-01-24 12:55:13Pesawat RI
- 2025-01-24 12:55:13Sampul Palsu Majalah The Economist dengan Narasi Soal Kiamat
- 2025-01-24 12:55:13Perang Topat di Desa Lingsar, Bertempur untuk Harmoni Kehidupan
- 2025-01-24 12:55:13Menkes: Cek Kesehatan Gratis saat Ulang Tahun Berlaku 1 Bulan
- 2025-01-24 12:55:13Hoaks Video Tornado Api Kembar di California
- 2025-01-24 12:55:13Kereta Api Luar Biasa: Pengawal Pemimpin RI Hijrah ke Yogyakarta
- 2025-01-24 12:55:13Salah: Video Pidato Erdogan Sebelum Walk Out dari KTT D
- 2025-01-24 12:55:13Polisi Buru 4 Pelaku Penembakan di Rest Area Tol Jakarta
- 2025-01-24 12:55:13Mencari Rukam, Desa yang Namanya Abadi dalam Prasasti
Hotspot Terbaru
- 2025-01-24 12:55:13Respons Mendikdasmen soal Guru Hukum Siswa SD Gegara Tunggak SPP
- 2025-01-24 12:55:13Es Puter, Es Krim yang Indonesia Banget
- 2025-01-24 12:55:13Si Doel, Novel Karya Sastrawan Sumbar yang Jadi Sinetron Populer
- 2025-01-24 12:55:13Hassan Nasrallah, Perjuangan dan Akhir Hayat Pemimpin Hizbullah
- 2025-01-24 12:55:13Tantangan Menjerat Tersangka Korporasi dengan Hukuman Maksimal
- 2025-01-24 12:55:13Konteks Lengkap Laporan Serangan Ransomware pada BRI
- 2025-01-24 12:55:13Sepeda, Dari Tambora hingga Meramaikan Jalanan Hindia Belanda
- 2025-01-24 12:55:13Bekal Makan Untuk Anak
- 2025-01-24 12:55:13Opak Linggar: Sebuah Kisah Pengingat Masa Lalu
- 2025-01-24 12:55:13Hoaks Lowongan Pekerjaan Mencatut PT HM Sampoerna